JAGALAH LENTERA ITU...........

Ketika saya tinggal di Sekaran, daerah sekitar kampus UNNES yang bernuansa pegunungan dan pedesaan, saat itu sangat sepi dan lampu penerangan untuk jalan masih sangat jarang. Akibatnya, kami tidak pernah berani keluar rumah setelah maghrib. Suatu saat, terpaksa saya dan teman kos harus mengunjungi salah satu teman yang kosnya cukup jauh dari tempat kami. Kami berjalan berjejer berempat dengan bergandengan tangan karena betul-betul jalanan gelap dan tidak ada lampu penerangan baik dari rumah penduduk maupun dari pemerintah. Di tengah perjalanan kami melihat titik-titik cahaya di depan kami yang cukup menenangkan hati kami yang bergemuruh karena takut he..he..sebenarnya kami tidak takut hantu tapi kami takut dengan manusia yang berubah jadi setan. Ternyata titik-titik cahaya itu adalah kunang-kunang yang terbang di sekitar kami. Seketika itu, saya berkata kepada teman-teman saya, "Wah, alangkah ngerinya yah hidup kita tanpa hidayah dari Allah" Seperti saat ini kita berjalan di tengah kegelapan tanpa cahaya.

Teman-teman, ketahuilah bahwa cahaya itu adalah hidayah Allah, cahaya itu adalah Qur'an dan Sunnah, ibarat lentera yang akan menuntun jalan kita yang gelap gulita menuju akhirat, terminal terakhir hidup kita. Sayangnya, hidayah itu sangat mahal, lentera itu tidak dijual walaupun kita punya uang segunung untuk membelinya. Lentera itu hanya diberikan kepada orang-orang yang sangat disayangi oleh pemilik lentera itu atas kehendaknya. Ketika seseorang telah diberi lentera itu, maka hal itu lebih berharga dari dunia dan seluruh isinya!

Teman, jika engkau merasa pernah mendapatkan lentera itu, jagalah dia baik-baik dengan sekuat tenaga, walaupun untuk itu kamu harus bersusah payah dan mengalami berbagai kepedihan. Jika nyala lentera itu hampir redup, tambahkanlah minyaknya agar ia tetap menyala terang di relung hatimu. Jangan pernah biarkan ia padam. Jangan biarkan badai itu menjatuhkan lentera itu hingga hancur berkeping-keping karena lentera itu terbuat dari kristal yang sangat ringkih. Peganglah ia kuat-kuat, meskipun tanganmu kesakitan seperti saat engkau memegang bara api.

Teman, jangan sampai pemilik lentera itu murka karena kita tidak dapat menjaga lentera mahal yang telah diberikannya. Tapi jadikanlah lenteramu sebagai lentera yang dapat menerangi orang-orang disekitarmu hingga Sang Pemilik lentera berkenan memberikan lentera yang sama kepada orang-orang itu khususnya orang-orang yang sangat kau cintai dan sayangi...............

For: My parents, my family, my beloved students, and my friends who I love most.
Ku tulis dengan sepenuh hati dan jiwa disertai uraian air mata rindu akan Allah Rabbul izzati.....