SUNGGUH AKU CEMBURU

Sungguh aku cemburu
Melihatmu bermaksiat tanpa malu
Di hadapanmu aku membisu
Menyaksikan itu dengan hati pilu

Sungguh aku cemburu
Tapi engkau tak menghiraukanku
Bahkan tampang yang sudah kubuat kaku
Tapi engkau tetap begitu

Pertama,
Kuingatkan kamu
Tapi engkau malah menjauhiku

Kedua,
Kuingatkan lagi
Tapi engkau malah pergi

Ketiga,
Ku hanya mampu ingkari dalam hati
Agar engkau mampu mengerti
Cemburuku karena Illahi...

Depok, 20 Maret 2010 08:00 PM

MENGUKUR CINTA

Bagaimana kau mampu mengukur cintaku
Cinta yang tak pernah terkalahkan oleh waktu
Cinta yang setiap saat selalu menggebu
Memberikan kekuatan-kekuatan tertentu

Bagaimana kau mampu mengukur cintaku
Jika kau pun tak mampu membaca hatiku
Jika kau pun tak mampu memaknai itu
Cinta itu telah mengakar di kalbu

Cintaku tak kan tertandingi
Cintaku tak kan terganti
Cinta pada Rabbul Izzati
Lalu, masihkah kau tak mengerti?

Depok, 18 Maret 2010 09:44 pm

KULIHAT WAJAHMU PADA REMBULAN

Kulihat wajahmu pada rembulan
Di saat purnama yang kesekian
Teduh, tenang dan menentramkan
Wajah yang tak pernah membosankan

Tapi malam kian menelan
Lambat laun rembulan tertelan
Hitamnya langit semakin mencekam
Di sudut ruang hati yang dalam

Esok malam ku masih bisa teman
Memandangnya dengan kesejukan
Entah mengapa aku selalu bertanya
Wajah indah pada bulan purnama....

Depok, 15 Maret 2010 09:26 pm

HARAPAN SANG GURU

Sebaik-baik guru adalah yang pribadi dan akhlaknya amat layak untuk ditiru

Sebaik-baik orang yang memberi pelajaran adalah orang yang dengan pelajarannya dirinya kian baik, kian mempesona

Sebaik-baik murid adalah murid yang tahu etika dan menghormati gurunya, mengamalkan ilmu yang benar yang didapatkannya
menjaga nama baik sang Guru dan menghiasi dengan doa kepada Sang Maha Pemberi Ilmu
Agar sang Guru terjaga, terpelihara dari ilmu, amal yang menggelincirkan, terjaga dari tipu daya syetan yang menjerumuskan….

Saya persembahkan syair ini untuk semua guru kehidupan saya sejak kecil hingga nanti....moga saya dapat meneladani mereka...

Tuhan…
Hamba mohonkan keridhoan, keberkahan
Untuk memimpin guruku yang dicintai
Yang kuharapkan pribadinya yang mulia
Sifat kasih dan sayang ada padanya

Di wajahnya memancarkan cahaya
Keikhlasan dan kemuliaan
Pribadinya menyejukkan hati
Laksana para kekasih Allah

Selalu ku memohon untuk Kau pimpin guruku
Kembalikan kepadaMu semua urusannya

Hamba memohon Kau jadikan guruku
Pemimpin yang risaukan dunia kini
Bantulah ia dalam perjuangannya
Menegakkan kebenaran, memusnahkan kemungkaran
Category: 0 komentar

KETIKA BINATANG LEBIH MULIA DARI MANUSIA

Pada liburan sekolah yang lalu, tepatnya awal Januari 2010 saya menghabiskan liburan di kota kelahiran saya, Semarang. Setiap liburan, ibu saya menginginkan saya untuk duduk, diam di rumah, tidak boleh pergi kemana-mana. Yah, mungkin karena kami jarang bertemu. Dalam enam bulan sekali mungkin kami bertemu hanya seminggu, jadi total dalam setahun saya hanya bertemu ibu dan keluarga sebanyak setengah bulan saja. Jadi wajar kalau ibu saya memproteksi saya di rumah hehehe. Tapi saya tidak protes dan saya ikuti kemauan ibu karena toh itu sebuah permintaan yang wajar dan bukti kasih sayang dia pada saya. Maka sudah menjadi wajib bagi saya untuk membalas kasih sayangnya. Akhirnya, liburan itu saya isi dengan acara jalan-jalan dengan keluarga, membaca buku yang sengaja saya bawa dari perantauan atau menonton televisi yang nyaris tidak pernah saya lakukan di perantauan karena saya lebih asyik di depan laptop saya dibanding menonton televisi yang menjemukan.

Tak sengaja saat mengganti-ganti channel televisi, perhatian saya terhenti pada acara Oprah Winfrey. Saya tertarik untuk menghentikan tangan saya memencet remote control dan menyaksikan program ini karena topiknya selalu menarik. Acara itu sudah setengah jalan dan hampir selesai, hanya saja saya sangat terkesan dengan sebuah tayangan video yang ditampilkan, sebuah video yang mengharukan hampir semua audiens Oprah Winfrey yang ada di studio termasuk saya. Pada saat itu, ditayangkan sebuah video yang menggambarkan bahwa ada dua orang pelatih sirkus (kalau tidak salah). Mereka kakak beradik yang menolong seekor anak singa dan memeliharanya di flat mereka di Inggris. Anak singa itu kemudian diberi nama ”Christian”. Setiap sore mereka berdua bermain dan melatih anak singa itu di halaman belakang flat mereka. Dengan berjalannya waktu, sang anak singa semakin tumbuh besar. Mereka berdua kemudian memikirkan masa depan Christian kalau harus terus tinggal di flat bersama mereka. Mereka berpikir bahwa Christian tidak akan dapat tumbuh menjadi seekor singa yang sesungguhnya dan melangsungan keturunannya. Akhirnya mereka sepakat untuk mengirim Christian ke hutan Afrika karena disanalah Christian dapat mengembangkan potensi dirinya menjadi seekor singa yang sangat jantan dan akan hidup bahagia dengan habitatnya.

Setelah beberapa tahun para pelatih itu rindu dengan Christian dan mereka sepakat untuk menjenguk sang anak singa di hutan Afrika. Akan tetapi, pihak penjaga hutan yang dulu menerima serah terima Christian mengabarkan pada mereka bahwa sang anak singa itu kini telah tumbuh menjadi singa yang sangat besar, jantan dan sangat liar. Dia telah menjadi kepala kawanan singa dan tidak mungkin bagi mereka untuk menemui Christian karena bisa jadi mereka akan diterkam dan dimangsa. Meskipun demikian, orang tua angkat Christian ini tidak gentar untuk tetap menemui sang anak singa kesayangan mereka. Kekuatan cinta (the power of love) membuat mereka berani melewati resiko itu. Dengan berbekal keyakinan dan cintanya pada Christian, mereka berangkat menuju hutan Afrika dan sesampainya di sana mereka harus menunggu beberapa lama untuk mencari kawanan singa yang dipimpin oleh Christian. Tak lama kemudian sang anak singa ini muncul. Dia berjalan tenang dengan pandangan mata tajam ke arah tamu manusia di hadapannya. Begitu melihat Christian, salah satu dari pelatih itu memanggil sang anak singa dengan gerakan dan panggilan kesayangan yang biasa mereka lakukan ketika dulu melatih Christian di flat.

Sejurus kemudian, saya menyaksikan sendiri bahwa Christian ini berlari dengan kencang ke arah dua orang pelatih itu sebagaimana ia ingin menerkam mangsanya. Saat itu jantung saya berdegub dan berpikir bahwa singa itu pasti akan memangsa mereka. Tapi sungguh di luar dugaan. Pemandangan yang sangat menakjubkan dan mengharukan. Si Christian, sang anak singa, bukan menerkam mereka tapi langsung memeluk mereka berdua secara bergantian! Yah, memeluk mereka sebagaimana manusia memeluk manusia yang lainya. Sang Singa berdiri dan dua kaki depannya memeluk leher para pelatihnya, wajahnya mencium wajah mereka berdua secara bergantian! Secara bergantian! Sungguh kekuatan cinta yang luar biasa! Ternyata tidak hanya para pelatih itu yang menahan rindu tapi Christian juga merasakan hal yang sama! Mereka saling merindukan! Sebuah gambaran tentang cinta dan kasih sayang yang tulus dari dua makhluk Allah yang berbeda. Subhanallah, maa khalaqta hadzaa bathila....
Setelah itu, si Christian memperkenalkan pasangannya, singa betina, kepada orang tua angkatnya itu. Video itu sungguh menakjubkan, semua penonton berurai air mata setelah menyaksikannya dan para pelatih pemilik video itu pun di undang di acara itu untuk memberikan kesaksian.

Banyak hikmah yang bisa diambil dari peristiwa ini. Video ini merupakan peringatan buat kita manusia bahwa mengapa terkadang manusia bisa lebih sadis daripada binatang dan mengapa terkadang justru binatang lebih mulia daripada manusia. Bagaimana tidak mulia ketika binatang saja mampu mengingat kebaikan yang telah dilakukan untuknnya. Sementara manusia sering lupa atau bahkan melupakan kebaikan orang lain yang telah dilakukan untuknya. Sebagai contoh, seekor kucing yang kita sayangi dan sering kita beri makan pasti akan sering mendekati kita. Tetapi seorang manusia tega menyakiti orang tua, guru, saudara, teman dan orang-orang yang menyayanginya. Jangankan membalas kebaikan mereka tapi justru setiap hari kita menyakiti mereka.

Sebagai contoh, saya pernah mendapat cerita dari salah seorang teman. Ada seorang ayah yang pekerjaannya jualan es doger. Mereka hidup seadanya, tapi sang ayah ini ulet dan punya cita-cita untuk menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi. Sang anak yang kebetulan juga punya potensi akhirnya berhasil menjadi insinyur dan bekerja di tempat yang bagus. Belum sempat dia membalas jasa orang tuanya, sang anak menikah dengan wanita pilihannya. Suatu hari, sang ayah sangat membutuhkan uang untuk modal usaha agar dia mampu membuka kios es sehingga tidak perlu berkeliling jualan es doger karena usianya yang mulai renta. Saat itu sebenarnya sang ayah sangat tidak sampai hati meminta pada anaknya tetapi dia melihat bahwa kehidupan ekonomi anaknya sangat mapan. Dengan sangat terpaksa sang ayah berkunjung ke rumah anaknya yang berada di luar kota untuk meminjam uang sebesar 3 juta. Tetapi harapan sang ayah tinggal harapan. Dengan tegas menantunya menjawab permintaan sang ayah dengan mengatakan bahwa mereka tidak memiliki uang sebanyak itu. Sungguh, kejam! Padahal mereka memilikinya di tabungan. Entah kikir atau setan apa yang menghinggapi sang anak dan menantu sehingga tega pada ayah mereka. Akhirnya hati sang ayah sangat terluka setelah mendengar jawaban sang anak dan sejak itu dia berjanji untuk tidak meminta bantuan lagi sampai akhir hayat.

Saya sangat terharu mendengar cerita ini, sungguh terkadang mengapa manusia bisa begitu kejam, tanpa punya belas kasihan kepada sesamanya terlebih pada orang tua yang telah berjasa banyak untuk hidupnya padahal manusia dikaruniai Allah akal dan hati. Hanya karena orang tua kita tidak sempurna kemudian kita menyakiti mereka....Ya Allah ampuni hamba jika hamba pun pasti pernah menyakiti orang tua baik dengan lisan dan perbuatan saya...hamba mohom rahmatMu......
Mengapa manusia tidak berusaha untuk menjadi mulia dibanding hewan yang tidak punya akal?

Allah berfirman dalam QS. AT-Tin : 4-6, Laqad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim. Tsumma radadnahu asfala saafiliin. Illalladziina aamanu wa ’amilushaalihaati falahum ajrun ghairu mamnuun.
”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.”

Marilah kita mulai dari diri sendiri untuk menjadi manusia yang mulia agar kedudukan kita menjadi paling tinggi di antara semua makhluk ciptaan Allah SWT. Janganlah kita menjadi orang yang paling disayangi tetapi justru kita menjadi orang yang paling menyakiti. Marilah kita menjadi orang yang paling disayangi dan yang paling mencintai orang-orang yang menyayangi kita......Rasulullah SAW bersabda, ”Maa laa yurham wa laa yarhamhullah”....Barangsiapa yang tidak berkasih sayang kepada sesama, maka Allah tidak menyayanginya.....

Temuilah orang tua anda, adik/kakak anda, saudara anda, guru anda, sahabat anda, teman-teman anda atau orang-orang yang anda sayangi...dan katakan....WALLAHI....DEMI ALLAH, SUNGGUH SAYA MENCINTAIMU KARENA ALLAH.....Let’s try!

Depok, 12 Februari 2010

SEDANG INGIN BERSAJAK

KETIKA KEMARAU MENYEBERANGI HATIKU

Ketika kemarau menyeberangi hatiku
Kukubur bulan kepedihan
Terbayang keranda mendekatiku
Tertuang rindu hanya pada-Mu

Mata nyalang terlecut sunyi
Angin mengukir jejak-jejak mawar
Memang harus ada yang berarti
Sebab langit tiada berkabar

Selagi aku bisa menyapa
Ayat-Mu bergetaran dalam jiwa
Angin-Mu menyapaku
Sujudku hanya padaMu


SAJAK KASIH SAYANG

Barangkali angin penghujung musim hujan
Akan sampai memasuki jendela rumahmu,
Membawa rindu yang kutitipkan dari jauh
Barangkali kau akan tetap menungguku,
Yang menulis cerita untuk pernikahan
Yang kau tunggu

Angin cintaku terus berhembus,
Melayarkan impian molek hari depan
Kucatat hari kelahiranmu,
Dan kupungut air mata kepedihan
Dari jalan ke jalan
Kubungkus dengan cinta sebagai kado untukmu
Semoga kearifan terjaga di hatimu.

SETANGKAI BUNGA UNTUK CINTA

Setangkai bunga kupetik
Dari sudut hatiku yang mawar
Betapa matangnya setangan kasih
Yang memberi dari kuburan perih

Inilah tanda untuk cinta
Inilah kesederhanaan yang kupunya
Memang mataku kadang berawan
Dan aku tak bisa mengatakannya bulan

Inilah tanda yang paling putih
Yang dimatangkan perih


SENANDUNG HATI

Bagaimana aku bisa memandangmu lagi
Kau pergi setelah menggoreskan kelam pada cintaku
Bagaimana aku bisa memberi cahaya bulan
Pada rambutmu yang sekelam malam

Pernah kau mengajari aku membelah gelombang
Kini tinggal bayang-bayang dalam kabut
Dan aku akan berpaling menembus fajar
Menghadapi pandangan yang memberiku kesejukan


MATA YANG MEMBERI

Halo, Tuhan
Telah Kau perindah matanya
Dengan cahaya bulan
Mata yang menyayangiku
Mata yang menyentuh hatiku

Halo...
Kutahu tak ada sahutan
Tapi Kau Maha mendengarkan
Terimalah doaku untuk matanya
Mata yang mau menerima
Kekurangan dan kelebihan
Mata yang menggembirakan
Mata yang memahami kesederhanaan
Category: 0 komentar

PERTEMUAN TERAKHIR........

Pertemuan terakhir merupakan sebuah momen yang paling tidak disukai oleh setiap orang, saya kira. Karena dalam pertemuan itu pasti akan membawa haru, sedih, tapi sekaligus bahagia. Mengapa sedih? Tentu saja karena kita tidak akan bertemu dengan orang-orang yang kita temui terakhir itu. Mengapa haru? Mungkin dalam pertemuan itu ada pesan-pesan khusus yang akan disampaikan dan membuat kita haru. Mengapa bahagia? Mungkin pertemuan itu membawa bahagia bagi orang yang meninggalkan atau kita tinggalkan.

Sehari setelah seluruh manusia di dunia merayakan tahun baru, tepatnya tanggal 1 Januari 2010 pukul 24.00, saya mendapat sms sebuah kabar duka dari adik teman kos saya, salah satu orang yang berjasa dalam perantauan saya. Kabar itu sangat mengejutkan, Muhammad Abdul Ghofur, adik kesayangan teman saya ini meninggal dunia karena tenggelam di Setu Babakan Jagakarsa, tepat pada hari Jum’at siang. Tentu saya sedih dan berduka mendengarnya karena saya cukup kenal dengan anak ini. Sering minta tolong, lucu, dan sedihnya…dia baru saja diwisuda bulan November lalu. Anak laki-laki harapan keluarga. Terakhir saya melihat dia dari angkot ketika dia mau menyeberang jalan dekat kantor pos, tapi saya tidak dapat memanggil atau menyapa dia, hanya bisa melihat dari jauh. Penyesalan saya muncul tatkala saya mengingat percakapan terakhir saya yang menunjukkan bahwa saya sedikit keberatan direpotin oleh dia (Ya Allah ampunilah hamba, karena kondisi saya yang lelah saat itu). Kalau tahu bahwa itulah pertemuan terakhir saya dengan dia, tentu saya akan melapangkan dada untuk menolongnya. Tapi sayang…manusia memang hanya punya keterbatasan dan hanya menurutkan ego saja.

Pertemuan terakhir dengan kakak seperjuangan di dakwah sekolah juga cukup membawa kenangan duka…saat itu kami meminta pendapatnya untuk mengadakan acara reuni, waktu itu ia tidak menemui kami dan hanya memberikan pesan lewat surat bahwa intinya diperbolehkan asal tetap menjaga kaidah-kaidah syari’at yang sudah ditetapkan. Seminggu setelah itu, kami mendengar kabar bahwa dia telah menghadap Allah SWT. Disusul kemudian kakak aktivis akhwat yang juga sahabat terdekat, terbaik yang pernah saya miliki, yang paling mengerti setelah ibu dan keluargaku…pertemuan terakhirku di RS. Roemani ketika ia terbaring sakit. Saat itu dia ingin agar aku menginap di RS untuk menemaninya. Tapi aku tidak memenuhinya dengan berpikir bahwa lusa saya akan datang lagi menjenguknya. Ternyata Allah berkehendak lain, tepat sehari setelah saya menjenguk dia, besok paginya ba’da shubuh, hari Jum’at, dia dipanggil oleh Allah SWT. Mengakhiri segala penderitaannya dan meninggalkan banyak kenangan buat saya. Saat itu, saya betul-betul sedih, baru saat itu saya merasakan betapa pedihnya kehilangan sahabat terdekat…saya sempat terpikir bahwa tak ada orang yang bisa menggantikan dia..saya menyesal karena tidak memenuhi keinginan terakhirnya untuk menemaninya semalam waktu itu Hanya saja yang sedikit menghibur, saya sempat mentalqinnya dan menyaksikan air matanya berlinang menahan sakit sakaratul maut dan perpisahan dengan orang-orang yang dikasihinya…waktu itu saya merasa bahwa semua beban tugas dakwah sekolah harus saya pikul seorang diri. Saya kehilangan partner handal yang selalu berkorban di belakang layar untuk dakwah…itulah yang membuat saya menangis sampai beberapa waktu lamanya…
Pertemuan terakhir dengan teman sekelas, teman yang paling papa di kelas tapi tak pernah bersedih dan mengeluh, Mira alm. Saat itu saya silaturahim ke rumahnya di Bekasi yang sangat sederhana. Kedatangan saya untuk memenuhi utang janji yang sudah saya buat mungkin setahun sebelumnya…dan ternyata itu pertemuan terakhir saya dengan dia karena satu bulan kemudian, saya mendapat kabar dia meninggal karena kecelakaan jatuh dari angkot…

Pertemuan terakhir dengan ayah teman saya juga menyisakan kenangan karena saat itu beliau mencurahkan isi hatinya terhadap masa depan anak-anaknya kalau seandainya dia sudah tidak ada karena dia merasa hidupnya sudah tidak lama lagi…dan ternyata sebulan kemudian, beliau menghadap Sang Khaliq…
Pertemuan terakhir dengan bapak saya terjadi pada saat lebaran 2 tahun yang lalu. Saya sangat menyesal karena saat itu, saya tidak banyak bicara seperti biasanya. Hanya saja bapak saya selalu minta di foto dengan kamera digital saya. Sebuah kebiasaan yang aneh, saya rasa. Dan kata terakhir yang saya ingat adalah, “Bapak ga mau kalau kamu sungkem kok ga pake busana muslim.” Yah…hanya itu…dua bulan setelah itu, tanpa kontak fisik dan telpon, bapak meninggalkan kami semua.... tepat pada hari raya Idul Adha....walau kami sangat bersedih, tapi ada kenangan manis yang menjadi warisan berharga buat kami dan ibu (istrinya). Menurut pengakuan ibu, seminggu sebelum bapak meninggal, bapak berkata,”Aku punya uneg-uneg yang belum aku sampaikan dan aku kepikiran sekarang ini. Ternyata dari seluruh wanita di dunia cuma kamu satu-satunya yang paling aku cintai!” Ah...bapak! sungguh kenangan romantis yang tak akan pernah dilupakan oleh ibu sebagai tiket masuk syurga karena bapak telah ridho pada ibu. Dan setelah bapak meninggal, ibu berkata padaku,”Tak ada laki-laki yang lebih tampan melebihi bapakmu...”. Hehehe...saya tertawa kecil ketika ibu bicara seperti itu. Yah...kisah cinta mereka sungguh berliku dan endingnya sangat romantis menurutku...dari mereka aku belajar tentang cinta, kasih sayang, perhatian, pelayanan, perjuangan, pengorbanan, dan terutama kesetiaan. Nilai-nilai yang sangat mahal harganya saat ini di tengah dunia yang sarat dengan hedonisme dan kebahagiaan semu yang hanya menilai segala sesuatu dengan ukuran materi. Jika saya boleh bercita-cita sebagai seorang istri, tentu saya ingin menjadi seperti ibu, wanita yang paling dicintai oleh suaminya hingga akhir hayat dan mendapat ridhonya:)

Yah, mungkin dari tulisan ini kita dapat mengambil hikmah bahwa kita tidak pernah dapat menduga bahwa terkadang pertemuan dengan teman kita, saudara kita, atau orang-orang yang kita sayangi ternyata merupakan pertemuan terakhir kita dengan mereka....Oleh karena itu berikanlah yang terbaik, jangan menyakiti baik lisan maupun perbuatan, pandangi wajahnya dengan penuh kasih sayang ketika kita diberi kesempatan Allah untuk bertemu dengan mereka, anggaplah bahwa itu mungkin pertemuan terakhir kita dengan mereka agar kita tidak menyesal ketika sewaktu-waktu orang-orang yang kita sayangi pergi meninggalkan kita untuk selamanya.............

Depok, 13 Januari 2009 08:54 PM