KARYA SASTRA

Dulu waktu kecil saya suka membaca buku cerita entah itu dongeng si Kancil, cerita di majalah Bobo atau cerita legenda dari nusantara. Setiap pergi ke perpustakaan daerah, saya pasti meminjam buku cerita. Saat sekolah tingkat menengah saya mulai suka membaca novel karya sastra angkatan pujangga baru seperti Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Sengsara Membawa Nikmat, Layar Terkembang, dsb. Ternyata karya sastra tersebut sebagian besar ditulis oleh orang Melayu dengan bahasa yang indah tapi terdengar aneh juga karena terlalu banyak ungkapan. Dengan membaca karya sastra kita bisa mengambil hikmah dan gambaran dari sosiokultural setting cerita yang ditulis. Kita juga bisa mencermati kritik sosial dan pesan penulis untuk pembaca yang biasanya terkait dengan nilai moral dan budaya. Satu hal lagi yang saya sukai dari karya sastra angkatan pujangga baru adalah pengungkapan cerita yang ditulis secara santun. Bandingkan dengan karya sastra saat ini, mereka memang lebih kreatif tapi bahasa yang ditulis lebih cenderung vulgar, sarkastik, dan kasar. Sehingga hal tersebut membawa pembaca untuk meniru kata-kata mereka. Dengan alasan kemerdekaan berpikir dan berpendapat, mereka sesuka hati menuangkannya dalam tulisan yang terkadang tidak ada batasan etika dan moral. Jika seorang seniman atau sastrawan itu mempertimbangkan segi tersebut tentu karya sastra itu akan menjadi kontribusi besar bagi perbaikan umat manusia. Akan bermanfaat untuk pembentukan pola pikir dan mental pembacanya. Karena tidak sedikit orang yang pola pikir dan mentalnya terbentuk karena pengaruh dari bacaan yang dia baca, selain faktor lingkungan dan pendidikan yang dia terima.

0 komentar: