KETIKA BINATANG LEBIH MULIA DARI MANUSIA

Pada liburan sekolah yang lalu, tepatnya awal Januari 2010 saya menghabiskan liburan di kota kelahiran saya, Semarang. Setiap liburan, ibu saya menginginkan saya untuk duduk, diam di rumah, tidak boleh pergi kemana-mana. Yah, mungkin karena kami jarang bertemu. Dalam enam bulan sekali mungkin kami bertemu hanya seminggu, jadi total dalam setahun saya hanya bertemu ibu dan keluarga sebanyak setengah bulan saja. Jadi wajar kalau ibu saya memproteksi saya di rumah hehehe. Tapi saya tidak protes dan saya ikuti kemauan ibu karena toh itu sebuah permintaan yang wajar dan bukti kasih sayang dia pada saya. Maka sudah menjadi wajib bagi saya untuk membalas kasih sayangnya. Akhirnya, liburan itu saya isi dengan acara jalan-jalan dengan keluarga, membaca buku yang sengaja saya bawa dari perantauan atau menonton televisi yang nyaris tidak pernah saya lakukan di perantauan karena saya lebih asyik di depan laptop saya dibanding menonton televisi yang menjemukan.

Tak sengaja saat mengganti-ganti channel televisi, perhatian saya terhenti pada acara Oprah Winfrey. Saya tertarik untuk menghentikan tangan saya memencet remote control dan menyaksikan program ini karena topiknya selalu menarik. Acara itu sudah setengah jalan dan hampir selesai, hanya saja saya sangat terkesan dengan sebuah tayangan video yang ditampilkan, sebuah video yang mengharukan hampir semua audiens Oprah Winfrey yang ada di studio termasuk saya. Pada saat itu, ditayangkan sebuah video yang menggambarkan bahwa ada dua orang pelatih sirkus (kalau tidak salah). Mereka kakak beradik yang menolong seekor anak singa dan memeliharanya di flat mereka di Inggris. Anak singa itu kemudian diberi nama ”Christian”. Setiap sore mereka berdua bermain dan melatih anak singa itu di halaman belakang flat mereka. Dengan berjalannya waktu, sang anak singa semakin tumbuh besar. Mereka berdua kemudian memikirkan masa depan Christian kalau harus terus tinggal di flat bersama mereka. Mereka berpikir bahwa Christian tidak akan dapat tumbuh menjadi seekor singa yang sesungguhnya dan melangsungan keturunannya. Akhirnya mereka sepakat untuk mengirim Christian ke hutan Afrika karena disanalah Christian dapat mengembangkan potensi dirinya menjadi seekor singa yang sangat jantan dan akan hidup bahagia dengan habitatnya.

Setelah beberapa tahun para pelatih itu rindu dengan Christian dan mereka sepakat untuk menjenguk sang anak singa di hutan Afrika. Akan tetapi, pihak penjaga hutan yang dulu menerima serah terima Christian mengabarkan pada mereka bahwa sang anak singa itu kini telah tumbuh menjadi singa yang sangat besar, jantan dan sangat liar. Dia telah menjadi kepala kawanan singa dan tidak mungkin bagi mereka untuk menemui Christian karena bisa jadi mereka akan diterkam dan dimangsa. Meskipun demikian, orang tua angkat Christian ini tidak gentar untuk tetap menemui sang anak singa kesayangan mereka. Kekuatan cinta (the power of love) membuat mereka berani melewati resiko itu. Dengan berbekal keyakinan dan cintanya pada Christian, mereka berangkat menuju hutan Afrika dan sesampainya di sana mereka harus menunggu beberapa lama untuk mencari kawanan singa yang dipimpin oleh Christian. Tak lama kemudian sang anak singa ini muncul. Dia berjalan tenang dengan pandangan mata tajam ke arah tamu manusia di hadapannya. Begitu melihat Christian, salah satu dari pelatih itu memanggil sang anak singa dengan gerakan dan panggilan kesayangan yang biasa mereka lakukan ketika dulu melatih Christian di flat.

Sejurus kemudian, saya menyaksikan sendiri bahwa Christian ini berlari dengan kencang ke arah dua orang pelatih itu sebagaimana ia ingin menerkam mangsanya. Saat itu jantung saya berdegub dan berpikir bahwa singa itu pasti akan memangsa mereka. Tapi sungguh di luar dugaan. Pemandangan yang sangat menakjubkan dan mengharukan. Si Christian, sang anak singa, bukan menerkam mereka tapi langsung memeluk mereka berdua secara bergantian! Yah, memeluk mereka sebagaimana manusia memeluk manusia yang lainya. Sang Singa berdiri dan dua kaki depannya memeluk leher para pelatihnya, wajahnya mencium wajah mereka berdua secara bergantian! Secara bergantian! Sungguh kekuatan cinta yang luar biasa! Ternyata tidak hanya para pelatih itu yang menahan rindu tapi Christian juga merasakan hal yang sama! Mereka saling merindukan! Sebuah gambaran tentang cinta dan kasih sayang yang tulus dari dua makhluk Allah yang berbeda. Subhanallah, maa khalaqta hadzaa bathila....
Setelah itu, si Christian memperkenalkan pasangannya, singa betina, kepada orang tua angkatnya itu. Video itu sungguh menakjubkan, semua penonton berurai air mata setelah menyaksikannya dan para pelatih pemilik video itu pun di undang di acara itu untuk memberikan kesaksian.

Banyak hikmah yang bisa diambil dari peristiwa ini. Video ini merupakan peringatan buat kita manusia bahwa mengapa terkadang manusia bisa lebih sadis daripada binatang dan mengapa terkadang justru binatang lebih mulia daripada manusia. Bagaimana tidak mulia ketika binatang saja mampu mengingat kebaikan yang telah dilakukan untuknnya. Sementara manusia sering lupa atau bahkan melupakan kebaikan orang lain yang telah dilakukan untuknya. Sebagai contoh, seekor kucing yang kita sayangi dan sering kita beri makan pasti akan sering mendekati kita. Tetapi seorang manusia tega menyakiti orang tua, guru, saudara, teman dan orang-orang yang menyayanginya. Jangankan membalas kebaikan mereka tapi justru setiap hari kita menyakiti mereka.

Sebagai contoh, saya pernah mendapat cerita dari salah seorang teman. Ada seorang ayah yang pekerjaannya jualan es doger. Mereka hidup seadanya, tapi sang ayah ini ulet dan punya cita-cita untuk menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi. Sang anak yang kebetulan juga punya potensi akhirnya berhasil menjadi insinyur dan bekerja di tempat yang bagus. Belum sempat dia membalas jasa orang tuanya, sang anak menikah dengan wanita pilihannya. Suatu hari, sang ayah sangat membutuhkan uang untuk modal usaha agar dia mampu membuka kios es sehingga tidak perlu berkeliling jualan es doger karena usianya yang mulai renta. Saat itu sebenarnya sang ayah sangat tidak sampai hati meminta pada anaknya tetapi dia melihat bahwa kehidupan ekonomi anaknya sangat mapan. Dengan sangat terpaksa sang ayah berkunjung ke rumah anaknya yang berada di luar kota untuk meminjam uang sebesar 3 juta. Tetapi harapan sang ayah tinggal harapan. Dengan tegas menantunya menjawab permintaan sang ayah dengan mengatakan bahwa mereka tidak memiliki uang sebanyak itu. Sungguh, kejam! Padahal mereka memilikinya di tabungan. Entah kikir atau setan apa yang menghinggapi sang anak dan menantu sehingga tega pada ayah mereka. Akhirnya hati sang ayah sangat terluka setelah mendengar jawaban sang anak dan sejak itu dia berjanji untuk tidak meminta bantuan lagi sampai akhir hayat.

Saya sangat terharu mendengar cerita ini, sungguh terkadang mengapa manusia bisa begitu kejam, tanpa punya belas kasihan kepada sesamanya terlebih pada orang tua yang telah berjasa banyak untuk hidupnya padahal manusia dikaruniai Allah akal dan hati. Hanya karena orang tua kita tidak sempurna kemudian kita menyakiti mereka....Ya Allah ampuni hamba jika hamba pun pasti pernah menyakiti orang tua baik dengan lisan dan perbuatan saya...hamba mohom rahmatMu......
Mengapa manusia tidak berusaha untuk menjadi mulia dibanding hewan yang tidak punya akal?

Allah berfirman dalam QS. AT-Tin : 4-6, Laqad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim. Tsumma radadnahu asfala saafiliin. Illalladziina aamanu wa ’amilushaalihaati falahum ajrun ghairu mamnuun.
”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.”

Marilah kita mulai dari diri sendiri untuk menjadi manusia yang mulia agar kedudukan kita menjadi paling tinggi di antara semua makhluk ciptaan Allah SWT. Janganlah kita menjadi orang yang paling disayangi tetapi justru kita menjadi orang yang paling menyakiti. Marilah kita menjadi orang yang paling disayangi dan yang paling mencintai orang-orang yang menyayangi kita......Rasulullah SAW bersabda, ”Maa laa yurham wa laa yarhamhullah”....Barangsiapa yang tidak berkasih sayang kepada sesama, maka Allah tidak menyayanginya.....

Temuilah orang tua anda, adik/kakak anda, saudara anda, guru anda, sahabat anda, teman-teman anda atau orang-orang yang anda sayangi...dan katakan....WALLAHI....DEMI ALLAH, SUNGGUH SAYA MENCINTAIMU KARENA ALLAH.....Let’s try!

Depok, 12 Februari 2010

0 komentar: